Dimana Sungai yang jernih itu?

 


Sumber: https://i.pinimg.com/736x/0f/96/4e/0f964ed52fddcb0d2ce1dcf3cb57a0a2.jpg


Bumi tak lagi seperti dulu,

udara panas, nafas berat,

hujan turun bukan berkah,

tapi amarah yang tertahan terlalu lama.


Sungai menangis, laut berteriak,

penuh sampah, penuh dosa,

tapi manusia tetap berdebat,

sibuk mencari kambing hitam, tak pernah bercermin.


Lihatlah manusia—makhluk yang kian gila,

meninggalkan adab, mencampakkan nurani,

murid mencaci, guru dihina,

kemunafikan jadi pakaian sehari-hari.


Mereka berbicara atas nama Tuhan,

tapi tangannya mengotori rumah-Nya,

berjubah suci, tapi nafsunya liar,

menghancurkan iman dengan dalih agama.


Di jalanan, tubuh-tubuh tak lagi berpakaian malu,

seks jadi hiburan, dosa jadi tren,

dan mereka bilang ini kebebasan,

padahal hanya perbudakan tanpa rantai.


Di atas sana, kursi-kursi emas dikuasai rakus,

korupsi bukan lagi rahasia,

hukum hanya ilusi,

keadilan dijual dengan harga tinggi.


Bumi sudah tua, lelah menanggung beban,

tapi manusia semakin menggila,

apakah ini akhirnya?

Atau hanya babak lain dalam kehancuran yang kita ciptakan sendiri?

Komentar

Postingan Populer