Hujan Terakhir

 


Langit kelam menutup cahaya,

hembusan angin menjadi saksi bisu,

dedaunan berguguran tanpa sempat berpamitan,

sementara bumi gemetar menahan derita.


Hujan pertama turun...

bukan embun penyejuk rindu,

melainkan hujan mani,

menumbuhkan jasad yang dulu hilang,

menyeru manusia kembali pada titah-Nya.


Hujan kedua mengguyur...

berwarna merah sehitam dosa,

mengalir di sungai-sungai ketidaktaatan,

membasuh wajah-wajah yang tak sempat sujud.


Petir menari di langit murka,

gunung-gunung hancur bersujud,

lautan meluap, menelan daratan,

sementara langit terbelah,

menampakkan janji yang tak pernah dusta.


Wahai jiwa yang tenggelam dalam dunia,

adakah taubat sebelum hujan terakhir?

Adakah sujud sebelum waktu terhenti?

Atau kau menunggu detik terakhir,

saat langit memuntahkan kemurkaannya?


Hujan terakhir bukan penyejuk,

tapi pertanda...

Bahwa ampunan tak lagi terbuka,

bahwa pintu taubat telah tertutup rapat.


Kembalilah sebelum bumi tak lagi subur,

bertaubatlah sebelum langit berhenti menangis.

Komentar

Postingan Populer